PVMBG Bicara Pegunungan di Papua dan 6 Kali Gempa Darat di Mamberamo Hari Ini

Rentetan gempa dirasakan warga di daerah Mamberamo, Papua, dan sekitarnya pada Sabtu pagi, 10 September 2022.

Data terkini dari BMKG rentetan itu terdiri hingga enam kali gempa dalam kurun kurang dari dua jam, dengan yang terkuat adalah M6,2.

Menurut Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Badan Geologi, Supartoyo, kejadian gempa itu tidak berkaitan dengan aktivitas gunung api.

“Karena di Papua tidak ada gunung api, yang ada hanya gunung,” ujarnya, Sabtu 10 September 2022.

Mengutip dari infopendaki,com, Provinsi Papua memiliki hingga 27 gunung.

Di Mamberamo dan Sarmi ada Gunung Jimliek dan Gauttier.

Adapun dari 127 gunung api di Indonesia yang didata oleh ESDM, dari seluruh tiga tipe yang ada berdasarkan sejarah letusannya, tak satupun yang ada di wilayah Papua.

Menurutnya, serangkaian Gempa Mamberamo akibat pergerakan sesar aktif.

Mekanisme umumnya yaitu sesar naik yang relatif berarah barat-timur.

Selain dari sesar aktif di darat, daerah Mamberamo rawan oleh gempa akibat penunjaman lempeng di utara Papua.

Tapi, dia menambahkan, “Zona penunjaman itu tidak seaktif di barat Sumatera dan selatan Jawa.” Data dari BMKG menyebutkan, serangkaian gempa yang menggetarkan Mamberamo dan sekitarnya tercatat mulai pukul 06.31 WIB.

Kekuatan gempanya bervariasi antara magnitudo 4,8 hingga 6,2.

Gempa dirasakan warga di Mamberamo, Sarmi, Jayapura, Serui, dan Wamena, dengan skala intensitas II hingga IV MMI.

Getaran gempa dirasakan mulai dari yang ringan yaitu hanya dirasakan beberapa orang dan membuat benda-benda yang digantung bergoyang, hingga dirasakan oleh banyak orang sampai bisa memecahkan gerabah, membuat jendela atau pintu berderik, dan dinding berbunyi.

Sebanyak empat kali gempa dirasakan di Mamberamo dan sekitarnya, lalu yang kelima terasa di Sarmi dengan intensitas kecil.

Berdasarkan data lokasi pusat dan kedalaman sumbernya, kata Supartoyo, gempa bumi ini berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif dengan mekanisme sesar naik.

“Menurut data Badan Geologi sesar naik ini berarah relatif barat laut – tenggara,” ujarnya.

Gempa-gempa itu sempat menimbulkan kepanikan warga namun belum ada informasi soal korban jiwa dan kerusakan bangunan yang diakibatkannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Sensasi Main di Pantai Melayu Batu Besar Sambil Menyaksikan Pesawat Melintas di Atas Kepala
Next post Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan, Petir, Siaga Bencana Hidrometeorologi Jakarta