Kondisi ekonomi nasional yang positif merupakan saat pengembalian yang melimpah melalui investasi. Namun, ada kalanya situasi ekonomi melambat, menyebabkan resesi.
Anda juga harus memiliki kemauan yang matang untuk menghadapinya. Namun, pertanyaan besar yang akan muncul di kepala Anda adalah apakah melakukan investasi di masa resesi merupakan keputusan yang bijak?
Resesi ekonomi dapat terjadi di negara manapun karena berbagai alasan. Meminjam terlalu banyak, inflasi dan deflasi, perang atau wabah yang sedang melanda seluruh dunia adalah beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya resesi.
Dalam situasi ekonomi yang buruk, banyak perusahaan menjadi resesi dan menyebabkan PHK massal. Dengan dampak yang begitu besar, apakah merupakan keputusan yang baik untuk berinvestasi selama resesi?
Investor yang cerdas akan selalu berusaha melihat peluang dalam keadaan apapun, bahkan dalam keadaan ekonomi yang lesu.
Daripada menghentikan semua aktivitas investasi, Anda bisa berinvestasi dengan cerdas. Ada 5 tips yang dapat membantu Anda berinvestasi dengan bijak dalam resesi, dan itu adalah :
- Manfaatkan momentum saat harga turun
Salah satu rumus dasar untuk berinvestasi adalah membeli saat harga turun. Resesi akan menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi yang berkepanjangan dan signifikan. Anda harus memanfaatkan momentum saat harga instrumen investasi turun.
Misalnya, ketika harga saham turun karena resesi. Momen ini bisa diibaratkan diskon bagi investor karena bisa membeli saham dengan harga murah. Saham tersebut kemudian akan dijual saat kondisi ekonomi pulih dan harga kembali naik.
- Pilih tindakan yang tepat dengan hati-hati
Tips kedua dalam berinvestasi saat resesi adalah berhati-hati dalam memilih saham. Pastikan Anda memilih saham yang tepat untuk menghasilkan keuntungan besar.
Selama resesi, hampir semua saham perusahaan mengalami penurunan harga dan akan naik kembali ketika resesi berakhir.
Namun masalahnya tidak semua perusahaan memiliki prospek bisnis yang cerah dan kondisi keuangan yang sehat. Sebuah perusahaan dapat hancur selama resesi.
Ada juga perusahaan yang membutuhkan waktu lama untuk pulih atau mengalami kenaikan yang lambat. Untuk itu, Anda perlu jeli dan jeli melihat saham mana yang akan meroket harganya setelah resesi.
- Disiplin dalam perencanaan keuangan
Lakukan perencanaan keuangan dengan rumus 10-20-30-40. Pastikan 20% dari uang yang Anda gunakan untuk berinvestasi masuk ke dana darurat dalam instrumen yang sangat likuid dan disiplin saat menyiapkannya.
Semakin tinggi rasionya, semakin siap Anda memenuhi kebutuhan di tengah kelesuan ekonomi.
- Fokus pada dividen
Tips Cerdas Berinvestasi Selama pandemi berikutnya, pertimbangkan untuk menonjolkan dividen Anda. Metode ini memungkinkan Anda untuk mendapatkan penghasilan pasif secara teratur.
Mengevaluasi perusahaan yang menawarkan dividen kepada investornya memperhatikan rasio utang terhadap ekuitas dan saldo beta yang solid.
Jika Anda tidak tahu harus mulai dari mana saat ingin mempercayai saham dividen, caranya mudah. Anda dapat melihat daftar Aristokrat Dividen S&P 500 kami. Perusahaan dalam daftar ini adalah perusahaan yang telah membayarkan dividen secara teratur selama 25 tahun atau lebih.
Di bawah ini dibahas satu per satu keunggulan dari masing-masing sarana investasi tersebut di atas.
Pilihan Investasi di Masa Resesi
Berikut ini beberapa piliha investasi yang bisa Anda pilih di masa resesi.
- Deposit
Deposit mungkin sudah tidak asing lagi bagi banyak orang. Dapat dikatakan bahwa ini adalah salah satu sarana investasi paling stabil dari semua jenis. Di sini, bank akan memberi kita bunga tetap setiap tahun, dan modal awal tetap akan dikembalikan penuh pada saat jatuh tempo.
- Emas
Jika dilihat dalam jangka panjang, harga emas per gram dalam rupiah selalu naik dalam jangka panjang. Uniknya, emas menjadi favorit investor saat terjadi ketidakstabilan ekonomi. Hal ini disebabkan sifat instrumen emas yang dianggap mampu melindungi nilai uang dari penurunan akibat inflasi.
Alhasil, di masa pandemi saat ini, harga emas meroket. Sebelum masa wabah pada Februari 2020, harganya masih berkisar Rp 800.000 per gram, namun kini sudah naik menjadi lebih dari Rp 1 juta per gram.
- Reksadana pasar uang
Alat ini mirip dengan deposit, meski ada beberapa perbedaan. Reksa dana pasar uang (RDPU) tidak menjanjikan imbal hasil akhir, namun mengingat kinerja sebelumnya, instrumen ini dapat memberikan imbal hasil yang cukup stabil dalam jangka panjang.
Solusi Investasi Bersama Akselera
JIka Anda ingin mendapatkan keuntungan ditengah resesi yang melanda, Anda bisa menggunakan investasi dari P2P Lending atau peer to peer dari Akselera. Anda bisa berinvestasi dengan menjadi investor pemberi pinjaman kepada nasabah yang terdaftar di Akselera.
Nantinya And akan menerima sejumlah keuntungan yang sesuai dengan kesepakatan bersama Akselera. Tentunya hal ini akan sangat menguntungkan Anda. Terlebih jika Anda ingin mendapatkan pemasukkan ditengah gejolak ekonomi dunia.